GAMBARAN UMUM

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Konawe Utara

GAMBARAN UMUM

Kabupaten Konawe Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibu kotanya adalah Wanggudu. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007 dan Penjabat Sementara dilantik pada tanggal 2 Juli 2007. Kabupaten Konawe Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tangga 8 Desember 2006.

  1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Secara geografis Kabupaten Konawe Utara terletak di bagian selatan Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan antara 02°97’ dan 03°86’ LS, membujur dari Barat ke Timur antara 121°49’ dan 122°49’ BT. Kabupaten Konawe Utara memiliki luas wilayah sebesar 5.003,39 Km2 atau sekitar 13,38 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan laut (termasuk perairan Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan) ±11.960Km² atau 10,87 persen dari luas perairan Sulawesi Tenggara. Secara administrasi Kabupaten Konawe Utara berbatasan dengan:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi Sulawesi Tengah) dan Kecamatan Routa (Kabupaten Konawe).

  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi Sulawesi Tengah) dan Laut Banda.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bondoala, Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Meluhu, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Tongauna dan Kecamatan Abuki (Kabupaten Konawe).
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Latoma Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Utara.

Secara administratif Kabupaten Konawe Utara terdiri dari 13 kecamatan. Kecamatan Wiwirano adalah kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu 968,06 km2 atau 19,34 persen dari seluruh wilayah Kabupaten Konawe Utara. Sedangkan kecamatan dengan luas wilayah yang paling sempit adalah Kecamatan Motui dengan luas 61,30 km2 atau hanya 1,22 persen dari luas Kabupaten Konawe Utara.

 
   

Selain itu, wilayah Kabupaten Konawe Utara juga terbagi atas 159 desa dan 11 kelurahan, dengan jumlah desa yang terbanyak terletak di Kecamatan Asera dan Oheo, yaitu masing – masing 17 desa. Sementara kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Lasolo Kepulauan, yaitu 6 desa.

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Konawe Utara 

No.

Kecamatan

Ibukota

Luas Wilayah (Km2)

Jumlah

Desa

Kel.

UPT

1.

Sawa

Sawa

93,76

13

1

2.

Motui

Bende

61,30

14

1

1

3.

Lembo

Lembo

78,12

11

1

4.

Wawolesea

Wawolesea

149,40

9

5.

Lasolo

Tinobu

139,40

13

1

6.

Lasolo Kepulauan

Boenaga

62,42

6

7.

Molawe

Molawe

365,06

8

1

8.

Andowia

Andowia

595,90

14

1

9.

Asera

Asera

863,32

17

2

1

10.

Oheo

Linomoiyo

738,50

17

1

1

11.

Langgikima

Langgikima

476,75

11

1

12.

Landawe

Hialu

603,53

10

13.

Wiwirano

Lamonae

968,06

15

1

1

Total

 

5.003,39

159

11

4

Sumber : BPS, Kabupaten Konawe Utara Dalam Angka Tahun 2021

  1. Kondisi Fisik Wilayah dan Penggunaan Lahan

 

Wilayah Konawe Utara berada pada ketinggian 0 – >2000 mdpl dengan kemiringan lereng antara 0 – >40%. Kemiringan antara 25% sampai dengan >40% berada pada hulu Sungai Lasolo yang merupakan wilayah Pegunungan Matarombeo. Wilayah dengan kemiringan lereng 0-8% umumnya berada pada kaki bukit, lembah antar sungai, dan wilayah di muara-muara sungai. Wilayah dengan ketinggian >2000 meter dan kemiringan lebih dari 40% berada pada sekitar hulu Sungai Konaweha, yaitu Pegunungan Mekongga mengarah ke utara sampai Pegunungan Matarombeo umumnya berbukit hingga bergunung.

Seperti halnya dengan kondisi topografi Kabupaten lainnya di Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe Utara memiliki topografi permukaan tanah yang pada umumnya bergunung, bergelombang dan berbukit yang mengelilingi dataran rendah yang sangat potensial untuk perkembangan sektor pertanian.

 Berdasarkan himpunan batuan dan pencirinya, geologi Lembar Lasusua-Kendari dapat dibedakan dalam dua lajur, yaitu Lajur Tinodo dan Lajur Hialu. Lajur Tinodo dicirikan oleh batuan endapan paparan benua dan Lajur Hialu oleh endapan kerak samudra/ofiolit, secara garis besar kedua mendala ini dibatasi oleh Sesar Lasolo.

 

Struktur geologi yang dijumpai di wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah sesar, lipatan dan kekar. Sesar dan kelurusan umumnya berarah barat laut-tenggara searah dengan sesar geser lurus mengiri Lasolo. Sesar Lasolo bahkan masih aktif hingga saat ini. Sesar tersebut diduga ada kaitannya dengan Sesar Sorong yang aktif kembali pada Kala Oligosen (Simandjuntak, dkk., 1983). Sesar naik ditemukan di daerah Wawo sebelah barat Tampakura dan di Tanjung Labuandala di selatan Lasolo, yaitu beranjaknya Batuan Ofiolit ke atas Batuan Malihan Mekonga, Formasi Meluhu, dan Formasi Matano.

Adapun jenis tanah di Kabupaten Konawe Utara meliputi Latosol 116.829 Ha atau 23,35%, Podzolik 140.845 Ha atau 28,15%, Organosol 23.566 Ha atau 4,71%, Mediteran 16.961 Ha atau 3,39%, Aluvial 24.067 Ha atau 4,80% dan tanah campuran 178.071 Ha atau 35,59%.

 Sungai adalah sistem pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi pada kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Daerah Pengaliran Sungai adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah, dimana air meresap dan/atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan.

Daerah Aliran Sungai yang melalui Kabupaten Konawe Utara adalah wilayah Sungai Lasolo Sampara dengan sub wilayah sungai terdiri dari SWS Sungai Lasolo, SWA Lalindu, SWS Tinobu, SWS Sampara, dan SWS S. Lambuti. SWS Lasolo-Sampara mempunyai 63 DPS dengan jumlah total luas DPS 14.979,6 km2 dan total panjang sungainya 847,2 km.

Adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) perlu dicermati sebagai potensi bagi sumber daya air untuk keperluan irigasi pertanian, energi listrik, sarana. Hal lain yang harus dicermati terkait dengan keberadaan daerah aliran sungai yakni kerentanan terhadap bencana banjir seperti halnya yang terjadi pada titik muara sungai pertemuan Sungai Lasolo dan Sungai Landawe di perbatasan kecamatan Molawe-Asera adalah yang telah menjadi daerah banjir tahunan.

 Kondisi iklim di Kabupaten Konawe Utara tidak jauh berbeda dengan kondisi iklim di daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, keduanya memiliki dua musim dalam setahun (musim hujan dan musim panas). Pada musim hujan, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudra Pasifik. Rata-rata suhu udara maksimum 320C. Tekanan udara rata-rata 1.010,6 milibar dengan kelembaban udara rata-rata 78 persen, kecepatan angin pada umumnya berjalan normal yaitu sekitar 3,75 m/sec.

 Kabupaten Konawe Utara memiliki luas wilayah sebesar 500.339 Ha dengan penggunaan lahan terbesar adalah hutan negara seluas 57,03 persen dan perkebunan seluas 28,60 persen. Sebesar 0,39 persen atau sekitar 1.963 Ha dimanfaatkan sebagai lahan sawah yang luasnya mengalami penambahan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2020 

No.

Penggunaan Lahan

Luas Lahan (Ha)

Persentase (%)

I.

a. Diusahakan

 1.963

 0,39

 

b. Tidak Diusahakan

 862

 0,17

II.

Lahan Pertanian Bukan Sawah

 

 

 

a.    Tegal/kebun

 32.084

 6,41

 

b.   Ladang/huma

 84.278

 16,84

 

c.    Perkebunan

 143.086

 28,60

 

d.   Ditanami pohon/hutan rakyat

 21.095

 4,22

 

e.   Padang pengembalaan/padang rumput

 8.617

 1,72

 

f.     Hutan negara

 

 

 

g.   Sementara tidak diusahakan

 21.534

 4,30

 

h.   Lainnya (tambak,kolam, hutan negara, dll)

 63.908

 12,77

III.

Lahan Bukan Pertanian (Jalan, Permukiman, Perkantoran, Sungai, dll)

 122.912

 24,57

Jumlah

500.339

500.339

Sumber : BPS, Kabupaten Konawe Utara dalam Angka, Tahun 2021

 Kependudukan

 Keberadaan penduduk sangat penting di dalam proses pembangunan, oleh karena itu penduduk akan menjadi menjadi beban bagi daerah apabila tidak dikelola dengan baik dan sebaliknya akan menjadi modal potensial apabila mampu dikelola dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Konawe Utara Tahun 2020 sebanyak 67.871 jiwa yang terdiri dari 35.112 jiwa laki-laki dan 32.759 jiwa perempuan, dengan angka sex rasio jenis kelamin sebesar 107,18. Rata – rata laju pertumbuhan penduduk per tahun di Kabupaten Konawe Utara sebesar 2,7 persen.

 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Konawe Utara 

Tahun

Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Rasio Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

2010

24.346

23.579

47.925

10.892

103,25

2011

27.519

25.042

52.561

11.318

109,89

2012

28.088

25.569

53.657

11.779

109,85

2013

28.665

26.087

54.752

12.167

109,88

2014

29.902

27.175

57.077

12.384

110,03

2015

30.499

27.902

58.401

12.580

109.31

2016

31.186

28.487

59.673

12.584

109,47

2017

31.884

29.000

60.884

13.115

109,94

2018

32.720

29.683

62.403

13.442

110.23

2019

 33.390

 30.424

 63.815

18.867

109.75

2020

35.112

32.759

67.871

19.218

107.18

Sumber : Dirangkum dari BPS, Konawe Utara dalam Angka, Tahun 2017 s.d 2021

 Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Lasolo, Molawe, Andowia, dan Asera. Hal ini terjadi karena keempat kecamatan tersebut merupakan konsentrasi penduduk setelah Kabupaten Konawe Utara terbentuk menjadi daerah otonomi baru, selain itu kecamatan tersebut merupakan daerah percepatan pengembangan wilayah dan pusat-pusat perekonomian sehingga secara umum menjadi daya tarik bagi penduduk untuk tinggal dilokasi tersebut.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin diperlukan guna menentukan kebijakan yang berprespektif gender. Data pada tabel 2.6 menunjukkan jumlah penduduk perempuan semakin meningkat dan lebih banyak dari penduduk laki-laki, oleh sebab itu dalam menentukan suatu kebijakan perlu mempertimbangkan kesetaraan gender. Salah satunya mungkin dapat memberikan peluang lebih besar bagi perempuan untuk dapat turut berperan aktif dalam pemerintahan.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan  di Kabupaten Konawe Utara  

No.

Kecamatan

Jenis Kelamin

Jumlah KK

Laki – Laki

Perempuan

Jumlah

1.

Sawa

2.379

2.137

4.516

1.482

2.

Motui

2.358

2.347

4.705

1.568

3.

Lembo

2.792

2.630

5.422

1.588

4.

Lasolo

4.168

3.961

8.129

1.740

5.

Wawolesea

1.757

1.739

3.496

1.026

6.

Lasolo Kep.

1.195

1.029

2.224

917

7.

Molawe

3.399

3.209

6.608

1.568

8.

Asera

3.882

3.722

7.604

1.830

9.

Andowia

3.574

3.470

7.044

1.520

10.

Oheo

2.389

2.225

4.614

1.691

11.

Langgikima

2.833

2.371

5.204

1.213

12.

Wiwirano

2.937

2.624

5.561

1.711

13.

Landawe

1.449

1.295

2.744

1.364

 

TOTAL

35.112

32.759

67.871

19.218

Sumber : BPS, Kabupaten Konawe Utara dalam Angka, Tahun 2021

Dilihat dari kepadatan penduduk kecamatan, penyebaran penduduk belum merata. Kecamatan dengan luas wilayah yang lebih kecil mempunyai jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan yang memiliki luas wilayah lebih besar.

 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Konawe Utara  

No

Kecamatan

Luas Wilayah (km²)

 

Tahun 2020

Kepadatan (jiwa/km²)

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1.

Sawa

93,76

2.410

2.207

4.573

49

2.

Motui

61,3

2.305

2.268

4.617

75

3.

Lembo

78,12

2.829

2.651

5.480

70

4.

Wawolesea

149,4

4.261

4.027

8.288

55

5.

Lasolo

139,4

1.748

1.728

3.476

25

6.

Lasolo Kep.

62,42

1.094

1.087

2.181

35

7.

Molawe

365,06

3.284

3.146

6.430

18

8.

Asera

863,32

3.760

3.620

7.905

9

9.

Andowia

595,9

4.048

3.857

7.380

12

10.

Oheo

738,5

2.427

2.301

4.728

6

11.

Langgikima

476,75

2.678

2.360

5.038

11

12.

Wiwirano

968,06

2.884

2.596

5.480

6

13.

Landawe

603,53

1.535

1.404

2.939

5

Konawe Utara

5.003,39

35.263

33.252

68.515

14

Sumber : BPS, Kabupaten Konawe Utara Dalam Angka, tahun 2021, dianalisis

 Statistik penduduk menurut kelompok umur akan menggambarkan jumlah usia produktif atau non produktif di Kabupaten Konawe Utara. Pada tahun 2020 tercatat kelompok umur di bawah 20 tahun berjumlah 26.971 jiwa yang merupakan penduduk usia sekolah, kelompok umur 20-65 tahun sebanyak 38.576 jiwa adalah penduduk usia produktif atau angkatan kerja, sedangkan lanjut usia atau kelompok umur 65+ berjumlah 2.324 jiwa.

Berdasarkan komposisi penduduk, menggambarkan bahwa jumlah penduduk produktif atau tenaga kerja di Kabupaten Konawe Utara lebih besar dari penduduk yang tidak produktif (usia sekolah dan lanjut usia). Bonus demografi ini menjadi potensi dalam proses pembangunan dalam kaitannya dengan kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sumber-sumber daerah.

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kabupaten Konawe Utara Tahun 2020 

Tingkat Umur

Jumlah Penduduk

Total

Laki – Laki

Perempuan

0 – 4

3.784

3.698

7.482

5 – 9

3.377

3.415

6.792

10 – 14

3.252

3.039

6.291

15 – 19

3.218

3.188

6.406

20 – 24

3.106

2.808

5.914

25 – 29

3.169

3.057

6.226

30 – 34

3.062

2.737

5.799

35 – 39

2.751

2.503

5.254

40 – 44

2.488

2.247

4.735

45 – 49

2.052

1.751

3.803

50 – 54

1.598

1.383

2.981

55 – 59

1.167

1030

2.197

60 – 64

853

814

1.667

65 +

1.235

1.089

2.324

Jumlah

35.112

32.759

67.871

 Sumber : BPS, Kabupaten Konawe Utara Dalam Angka, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa struktur penduduk Kabupaten Konawe Utara didominasi oleh penduduk usia sekolah dan usia produktif, sehingga diperlukan adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara terkait pendidikan dan ketenagakerjaan.

Proporsi penduduk Kabupaten Konawe Utara pada tahun 2020 didominasi kelompok umur produktif (15-64 tahun) sebesar 66,28%, sementara itu penduduk kelompok usia muda (0-14 tahun) sebesar 30,30%, dan kelompok usia lanjut (di atas 65 tahun) sebesar 3,42%. Penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut disebut juga penduduk non produktif. Berdasarkan komposisi tersebut, rasio beban ketergantungan penduduk usia non produktif terhadap penduduk usia produktif sebesar 50,88%, yang menunjukkan bahwa 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 51 orang penduduk yang belum/tidak produktif.

  1. Potensi Pengembangan Wilayah

 

Kabupaten Konawe Utara memiliki potensi pengembangan wilayah cukup prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Konawe Utara (Pasal 3, Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara Nomor 20 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 – 2032). Arah pengembangan wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan dan peningkatan pusat-pusat pelayanan yang dapat mendorong pertumbuhan yang merata sesuai dengan hirarki dan skala pelayanannya;
  2. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan transportasi, energi listrik, telekomunikasi, dan sumber daya air, pelayanan sarana dan prasarana air minum, persampahan, air limbah, dan drainase untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah;
  3. Pengembangan kegiatan industri pertambangan yang ramah lingkungan dalam rangka memberi nilai tambah dalam perekonomian wilayah;
  4. Pengembangan kegiatan unggulan pertanian, perkebunan, perikanan, dan pertambangan secara bijak dengan memperhatikan daya dukung lingkungan;
  5. Pelestarian lingkungan hidup dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan daya dukung lingkungan demi kelangsungan di masa mendatang; dan
  6. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Berdasarkan penelaahan RTRW dan deskripsi wilayah di Kabupaten Konawe Utara, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan lain – lain, adalah sebagai berikut :

  1. Pengembangan kawasan industri pertambangan di Kecamatan Motui dan Langgikima;
  2. Pengembangan kawasan agropolitan secara terpadu di Kecamatan Lembo dan Kecamatan Lasolo;
  3. Pengembangan kawasan perikanan yang terintegrasi di Kecamatan Molawe, Kecamatan Lasolo dan Kecamatan Lembo;
  4. Pengembangan kegiatan unggulan sub sektor perikanan tambak di Kecamatan Motui dan Sawa;
  5. Pengembangan kawasan wisata Pantai Taipa di Kecamatan Lembo, pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Labengki di Kecamatan Lasolo Kepulauan, pengembangan kawasan wisata Air Panas Wawolesea di Kecamatan Wawolesea, pengembangan kawasan wisata alam dan sejarah di Kecamatan Oheo dan Kecamatan Asera, dan pengembangan kawasan wisata alam minat khusus di Kecamatan Wiwirano;
  6. Pengembangan kegiatan sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan dan hortikultura, sub sektor peternakan, sub sektor perikanan air tawar di Kecamatan Andowia, Asera, dan Oheo; dan
  7. Pengembangan kegiatan perkebunanan kelapa sawit serta industri pengolahannya di Kecamatan Wiwirano dan Langgikima.